Senin, 02 Juni 2008

Konsolidasi Capacity Building BKKBN se-Indonesia

Tekan 'Baby Bom'
Pontianak, BERKAT.
Deputi Pelatihan dan Pengembangan BKKBN, Dra. Kasmiyati, M.Sc mengharapkan para kepala diklat dapat memiliki pengetahuan tentang program KB di lapangan sehingga kualitas pengelolaan SDM dan penelitian dapat tercapai yang merupakan RPJM 2004 yang akan berakhir pada 2009.
"Hal ini dimaksudkan untuk menekan 'baby bom' II atau ledakan penduduk hingga 0,4 point anak. Sebab pada tahun 2007 lalu, TFR mencapai 2,6 anak. Ini artinya stagnan tidak ada perubahan sejak tahun 2002. Padahal ditargetkan pada tahun 2009 harus menjadi 2,2 anak," ungkapnya.
Kehadiran Kasmiyati yang didampingi Kepala Pusat Pelatihan dan Kerjasama Internasional, Eddy Hasmi, M.Sc di Bumi Khatulistiwa ini membuka Pelatihan dan Pengembangan bagi para kepala Diklat se-Indonesia yang digelar mulai tanggal 3-5 Juni di Hotel Orchad.
Dia akui untuk menekan terjadinya ledakan jumlah penduduk memang tidak mudah sebab perlu berbagai langkah strategis dan upaya yang tepat guna menangani hal tersebut. Peningkatan SDM, serta pelaksanaan program KB secara menyeluruh dan konsisten di lapangan penting dilakukan mulai dari kepala diklat hingga petugas di lapangan.
"Sebab belum tentu petugas KB di lapangan dapat mengerti dan memahami tentang program KB. Karena itu pentingnya diklat ini," ucapnya.
Berkenaan dengan support dana yang selama ini dinilai sangat minim untuk melakukan berbagai pelatihan dan pengembangan, Kepala Pusat Pelatihan dan Kerjasama Internasional, Eddy Hasmi, M.Sc menyebutkan pihaknya telah melakukan kerjasama dengan sejumlah NGO baik dalam maupun luar negeri selain bersumber dari dana APBN.
"Misalnya dari kalangan universitas, profesi, LSM, UNFPA, ADB ataupun WHO. Walaupun kadang-kadang kita harus sharing," ungkapnya.
Kendati telah dilakukan kerjasama dengan sejumlah pihak, dia tegaskan tidak ada kompensasi dalam bentuk apapun. Sebab mereka melihat masalah kependudukan adalah masalah global dan mendunia.
"Kalau Indonesia meledak jumlah penduduknya, itu juga akan mempengaruhi secara global. Jadi bantuan itu bukan hanya secara khusus didapat Indonesia, akan tetapi negara lainpun juga mendapatkannya seperti Pakistan, India, China dan sebagainya," jelasnya.
Bantuan itu dia katakan merupakan iuran Indonesia kepada badan dunia PBB karena sebagai anggota. Jadi, iuran itu dikembalikan lagi kepada anggotanya lagi yang dikelola oleh badan dunia tersebut.
"Seperti Kalbar yang masuk dalam program bantuan UNFPA (United Nation Population Fund,red)," ucapnya. (rob)

Berdayakan Potensi Ekonomi Kreatif di Hotel

Pontianak, BERKAT.
Kalimantan Barat yang kaya akan sumber daya alam merupakan potensi ekonomi kreatif sebagai modal dasar pembangunan daerah patut dipikirkan dan dicarikan solusi yang terbaik, sehingga memiliki nilai jual dan ekonomi tinggi yang akhirnya berimbas pada peningkatan pendapatan masyarakat.
Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dra. Ida Kartini, potensi ekonomi kreatif yang sebagian besar merupakan barang kerajinan tradisional ini memiliki peluang besar di pasaran.
"Misalnya, setiap kamar hotel yang ada di Kalbar paling tidak bisa menampilkan pajangan aksesoris berupa barang kerajinan tradisional. Tidak usah banyak, minimal satu kamar satu jenis kerajinan. Apakah bentuk kain, asbak, vas bunga dan sebagainya," kata Ida.
Ketika hal ini diberdayakan oleh seluruh hotel yang memiliki ratusan kamar, bisa dibayangkan berapa banyak kerajinan tradisional yang merupakan warisan turun temurun sejak dulu ini terjual. Artinya secara tidak langsung membantu para pengrajin dan UKM serta mempromosikan khas daerah ke setiap tamu yang menginap di kamar hotel tersebut.
"Apalagi kalau tamu tersebut tertarik dengan barang tradisional itu untuk membelinya. Selain menambah omzet hotel juga membuka peluang terjualnya barang-barang ekonomi kreatif tersebut," ujar Ida.
Diketahui, semakin hari pertumbuhan hotel di Kalbar kian pesat. Banyak pelaku usaha telah membuka bisnis hotel yang dinilai memiliki prospek menggairahkan. Apalagi saat ini Kalbar mulai membangkitkan berbagai sektor untuk pembangunan daerah dengan mengundang sejumlah investor luar.
Kedatangan para investor maupun wisatawan baik nusantara maupun mancanegara itu diharapkan dapat melirik sejumlah kerajinan tradisional daerah sebagai potensi ekonomi kreatif yang akan dibawanya pulang ke kampung halaman sebagai bentuk buah tangan atau oleh-oleh. (rob)

Eksotik Kain Tenun Dayak Iban

Pontianak, BERKAT.
Membuat kain tenun merupakan suatu kegiatan untuk menjalin hubungan antara lembar lusi (benang yang direntangkan) dengan benang pakan yaitu benang yang diluncurkan melintang, sehingga terjalin suatu anyaman yang kompak yang disebut kain.
Kain Tenun adat Dayak Iban misalnya merupakan produk kerajinan masyarakat Dayak Iban terutama para wanita yang mayoritas mendiami daerah perbatasan ini mengerjakannya sebagai pekerjaan sambilan yang sampai sekarang masih terus ditekuni.
Semulanya kerajinan ini didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan sandang bagi keluarga masyarakat Dayak Iban, namun lama-kelamaan sudah menjadi tradisi masyarakat yang bahkan banyak diminati masyarakat negara tetangga.
Bahan benang sebagai bahan utama dari kerajinan tersebut mereka peroleh dari berbagai jenis tanaman yang mengandung serat seperti kapas, sepan, kulit kayu dan sebagainya. Serat-serat tanaman diatas melalui pengolahan lalu dipintal dengan alat yang disebut "gantih." Namun pada saat ini pekerjaan meng-gantih jarang dilakukan karena perkembangan industri tekstil yang mampu memenuhi kebutuhan benang yang relatif lebih mudah dibeli dipasar.
Kepala Disperindag Kalbar, Dra. Ida Kartini menyebutkan kain tenun Iban secara garis besar dibagi dua yaitu kain tenun kebat dan kain tenun sungkit. Khusus kain tenun kebat, mendapat pasaran yang sangat baik di Negeri Malaysia (Serawak) bahkan, selalu dicari oleh wisatawan.
"Hampir di setiap kampung masyarakat Dayak Iban di sepanjang perbatasan, memiliki usaha tenun sebagai usaha sambilan saat senggang terutama malam hari. Kepandaian tenun ini diwariskan dari orang tua (nenek moyang) dan menjadi tradisi keluarga," ujar Ida.
Dalam proses pembuatannya, mula-mula benang diberi warna yang biasanya bahan pewarna ini dari alam seperti mengkudu, bengkirai, rugat, kunyit dan sebagainya, selanjutnya benang dicelup dan direndam beberapa hari (6 sampai 7 hari) lamanya.
Adapun warna yang biasa digunakan adalah hitam, merah, coklat, biru dan kuning. Walapun sekarang, bahan-bahan warna sintetis juga digunakan.
Untuk peralatan yang diperlukan di antaranya tandai (2 buah), belia (1 buah), turak (1 buah), telas (2 buah), lidi dan bambu (4 buah), penyungkit (1 buah), tali dan peralatan lainnya. Adapun motif/corak kain tenun kebat Dayak Iban seperti Gajah Meram, Tedung Kaca dari Langit, Hantu Tasik, Hantu Gergasi, Mangku Kumang, Kepuak Kumbuk Nabau (Naga),Taut Ui (rotan), Jung (Orang), Nabau Kepala Dua, Pucuk Rebung, Patah Sandung, Baya Rabing (buaya), Lumpung Ribung (Batang Kayu) dan Ijuk Rimpung (Pohon Enau).
"Untuk harganya dipengaruhi oleh besar kain, motif dan lamanya pengerjaan. Biasanya berkisar Rp5 ribu - Rp450 ribu," ungkap Ida.
Menurutnya, ketika hal ini dikelola dengan bijak dan profesional maka akan memunculkan satu kreatifitas ekonomi yangpatut dikembangkan dan dilestarkan sebagai warisan budaya. (rob)

Wisata Bahari ke Pantai Kijing

Sungai Kunyit,BERKAT.
Obyek wisata Pantai Kijing Indah yang terletak di Sungai Kunyit, Kabupaten Pontianak, merupakan salah satu obyek wisata bahari di Kalbar. Nama Kijing berasal dari nama sejenis kerang berbentuk kecil dan memanjang yang banyak terdapat di tepi pantai yang menghadap ke Pulau Temajo itu.
Sebelum menjadi lokasi obyek wisata seperti sekarang ini, Pulau Kijing merupakan tempat hidupnya hutan mangrove dengan berbagai jenis biota laut seperti kepiting, kerang, dan sebagainya karena terjadi abrasi pantai disepanjang jalur lintas utara mulai dari Penibung di Kecamatan Mempawah Hilir hingga Sungai Raya, Kabupaten Bengkayang.
Dari obyek wisata Pantai Kijing Indah menuju ke Pulau Temajo dengan menggunakan speed boat hanya memakan waktu sekitar 30 menit, kalau menggunakan sampan layar bisa memakan waktu sekitar 2-3 jam tergantung dengan kondisi angin.
Disepanjang pantai obyek wisata Pantai Kijing Indah, mulai dari arah selatan hingga ke utara yang terlihat hanya hamparan pasir putih dan rindangnya pohon kepala sebagai tempat berteduh dengan lingkungan yang sangat bersih.
Dengan jarak yang begitu relatif pendek antara Pantai Kijing dan Pulau Temajo, obyek wisata ini dapat dikembangkan untuk industri wista bahari yang sangat mengasikan di masa depan.
Bagaimana tidak, Pulau Temajo ini memiliki keindahan alam bawah laut yang sangat menyenangkan dan mengasikan dengan terumbu karang dan ikan-ikan kecil yang berkeliaran disekitar terumbu karang.
Selain itu dapat juga digunakan untuk olahraga menyelam atau diving, memancing, bahkan juga dapat digunakan untuk penelitian kehidupan bawah laut.
Belum lagi ketika malam hari, disekitar baik Pantai Kijing maupun di Pulau Temajo, kita akan melihat cahaya lampu petromak para nelayan yang menangkap ikan teri, cumi-cumi dan lain sebagainya sehingga menambah keasikan tersendiri.(rob)