Jumat, 06 Februari 2009

Pupuk Sekam Padi Bernilai Ekonomis




Pontianak, BERKAT.
"Sudah saatnya pemanfaatan sampah menjadi sesuatu yang bernilai." Motto itu menjadi bagian hidup Suparjo menjalankan usahanya didalam mengolah limbah atau sampah.
Sekam padi yang dinilai sebagian masyarakat limbah yang tak terpakaikan, namun menurutnya adalah barang yang memiliki manfaat dan bernilai ekonomis.
Sejak tiga tahun lalu, selain sampah organik seperti sayur mayur dan buah-buahan, dia pun mengolah sekam padi untuk dijadikan pupuk sebagai median penyubur tanaman.
Tak mengherankan tanaman hias yang dijualnya tumbuh subur. Lantaran median yang dipakai adalah pupuk dari sekam padi.
Untuk mendapatkan sumber bahan baku, baginya tidak sulit. Dia pun membelinya dari sejumlah tempat penggilingan padi yang ada di Kota Pontianak dan sekitarnya.
"Harganya tidak terlalu mahal. Untuk 10 kilogram sekitar Rp3 ribu," ungkap Suparjo.
Proses pengolahannya tidak berbeda jauh dengan pengolahan sampah organik. Setelah melalui penghancuran dengan mesin pencacah, sekam padi itu pun diperam alias difermentasi yang ditutupi terpal.
Dan sebagai pengurai bakteri, ia pun mencampurinya dengan IM4/ Dectro dengan perbandingan yang setara. Dalam proses pengolahan pupuk sekam padi ini diperlukan waktu sekitar satu bulan, lebih lama dari pengolahan sampah organik yang memakan waktu dua minggu.
Dalam sebulan ia rata-rata dapat memproduksi hingga tiga kali dengan sekali produksi 1 ton yang dibantu enam orang pekerja tetap dan beberapa siswa magang yang belajar pembuatan pupuk di tempatnya.
"Sebenarnya bisa lebih. Tapi karena keterbatasan tempat kita hanya bisa rata-rata tiga kali saja," tuturnya.
Setelah satu bulan, tahap packaging dilakukan dengan mencantumkan alamat lengkap tempat pembuatannya. Dan harga yang dijual pun sangat terjangkau yakni Rp 3 ribu per dua kilogram per bungkus.
Cukup lumayan yang dilakukan Suparjo, dengan penghasilan rata-rata sekitar Rp 2 juta, ia berhasil mengembangkan usahanya di ternak ayam dan menjual tanaman hias.
"Hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menyekolahkan anak. Itu yang terpenting bagi saya," katanya merendah.
Harapannya, usaha yang dilakukan tidak hanya untuk dirinya sendiri akan tetapi juga bermanfaat dan pembelajaran bagi masyarakat yang lain ditengah krisis global zaman sekarang. (rob/Harian Berkat)