Selasa, 10 November 2009

Beras Bulog Diganti Jadi Beras Super

Aktivitas penggantian beras Bulog menjadi beras jenis super yang kemudian dijual dengan harga tinggi. Foto: Robby

Pontianak, BERKAT.
Ribuan ton beras Bulog telah diganti menjadi beras super dengan berbagai merek antara lain beras Ramos Setra Cap Kembang berukuran 50 kg dan Cap Pisang berukuran 20 kg, Asli 5 Super AAA, serta Cap Kurma.
Temuan ini terungkap ketika beberapa pejabat terkait dari Departemen Perdagangan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pontianak meninjau gudang milik CV Agro Abadi Jalan Sui Raya Dalam Kabupaten Kubu Raya pada akhir Minggu lalu.
Di gudang tersebut, tampak ribuan karung bertuliskan Bulog dengan ukuran masing-masing 25 kg per karungnya itu tersusun rapi. Sementara disampingnya beras super yang siap edar.Beberapa pekerja yang mengganti karung Bulog menjadi beras super dengan berbagai merek itu tetap terus bekerja tanpa menghiraukan kedatangan tim. Beberapa orang dari dari Departemen Perdagangan dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Pontianak tampak terkejut mengetahui adanya beras Bulog di gudang tersebut.
Entah bagaimana prosesnya beras Bulog tersebut menjadi beras super dengan kualitas tinggi yang kemudian dijual dipasaran dengan harga tinggi tidak dijelaskan saat peninjauan itu. Tak satu pun dari mereka yang dapat menjelaskan hal itu.
"Jangan ke saya nanti saja ke kepala dinas," kata Pak Yak dari Disperindag Kota Pontianak yang ikut dalam peninjauan seraya pergi bergegas.
Dikonfirmasi terpisah, Budi, Distributor CV Agro Abadi membantah kalau ia menyulap atau melakukan pencucian beras bulog menjadi beras super. Beras-beras itu sisa dari kontrak pengadaan dengan Bulog sekitar 52 ton, namun habis massa kontraknya dua bulan lalu.
"Dua tonnya ini sisa kontrak pengadaan beras dengan Bulog. Ini lah yang saya jual lagi ke pasar. Jadi saya yang jual ke Bulog dengan harga Rp4.900. Saya beli dengan petani di Jawa Rp4.600. Ongkos angkut Rp250. Masih wajar kan untungnya," imbuhnya.
Lantas proses menjadi beras super. Budi tak menjelaskan secara rinci. Dia hanya mengatakan beras Bulog tersebut hanya diganti karung saja yang kemudian dijual ke pasaran. "Karungnya kita simpan, kalau ada kontrak baru kita pakai lagi karung itu," tuturnya.
Budi juga mengatakan kalau caranya itu sudah lama diketahui baik aparat pemerintah maupun keamanan seperti kejaksaan dan kepolisian."Dulu-dulunya sudah saya jelaskan ke mereka. Polda dan kejaksaan akhirnya mengerti. Tidak pernah mereka komplain," ujarnya.
Sementara Humas Bulog Divreg Kalbar, Indra terkejut dengan temuan tersebut. Ia mengaku tidak tahu menahu kalau masih ada Beras Bulog di distributor yang diganti menjadi beras super."Memang benar dulunya Pak Budi ada kontrak pengadaan beras dengan kita. Tapi sekarang sudah tidak ada lagi. Kalau pun masih ada sisa saya tidak tahu. Bulog hanya menyalurkan raskin (beras miskin) saja yang ukurannya 20 kg. Dan kualitasnya pun medium bukan super," katanya yang dihubungi via telepone selulernya kemarin sore.
Dia mengatakan kalau temuan itu sudah menjadi wewenang pengawasan Disperindag. Sementara Bulog hanya lah sebatas pengadaan saja.
Pantauan BERKAT di lapangan, harga beras super di pasaran bervariasi yakni berkisar Rp7.000 - Rp8.000 tergantung merek. Sementara harga beras yang dibeli Distributor dari petani Jawa Rp4.600, dan dijual ke Bulog untuk pengadaan beras Rp4.900 per kilogram sudah termasuk ongkos angkut Rp250 per kilogram. (rob)