Minggu, 22 November 2009

Morkes Bertekad Bangkitkan Marwah Golkar

Pontianak, BERKAT.
H Morkes Effendi SPd. MH menyatakan dirinya siap untuk tampil sebagai calon Ketua DPD Partai Golkar Kalbar periode 2009-2014 pada Musyawarah Daerah Partai Golkar yang akan digelar mulai besok, Kamis (20/11).
Bupati Ketapang ini menyatakan tekadnya untuk membangkitkan kembali marwah Golkar yang dinilai saat ini mulai meredup.
"Atas dukungan dari segenap unsur lembaga yang ada di tubuh Partai Golkar Kalbar, saya akan tampil sebagai calon ketua DPD Partai Golkar Kalbar. Ketegasan sikap ini saya sampaikan sebagai bukti komitmen dalam membangun dan membangkitkan kembali marwah Golkar," tegasnya.
Visi dan misi yang diembannya yakni mempertahankan Partai Golkar sebagai partai besar. Sedangkan misi untuk mewujudkan visi tersebut adalah melakukan gerakan rekonsoliasi dan rekonstruksi partai.
"Tindakan ini saya pilih karena saat ini Golkar berjalan dengan kurang mempertimbangkan analisis SWOT, yaitu Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang) dan Threath (Hambatan). SWOT merupakan sebuah teknik analisis untuk mengetahui bagaimana kondisi organisasi yang bersangkutan saat ini, serta bagaimana pula kondisi yang akan dihadapinya ke depan. Strength dan weakness berhubungan dengan kondisi intenal kepartaian, sedangkan opportunity dan threath berhubungan dengan kondisi eksternal," jelasnya.
Akibat dari kurangnya penerapan analisa SWOT dalam tubuh Golkar Kalbar, sehingga muncullah faksi-faksi yang tidak jelas kepentingannya. Untuk menyatukan mozaik faksi yang ada, saya berniat melakukan rekonsoliasi dan rekonstruksi partai. Caranya adalah dengan mengajak semua faksi untuk berdialog dari hati ke hati.
Morkes juga memastikan akan mengakomodir soal keterwakilan perempuan, etnis serta agama. Dengan prinsip keadilan yang proporsional serta professional menjadi satu kesatuan yang utuh.
"Ini modal dasar Golkar dalam meraih kemenangan di pelaksanaan pilkada, pileg serta pilpres. Dan satu hal yang perlu di garis bawahi disini, Golkar adalah partai yang terbuka, nasionalis serta religius. Golkar bukan partainya orang Dayak, Melayu, Jawa, Bugis dan lain sebagainya. Adalah sebuah kesalahan besar jika ada pemimpin yang mengesampingkan keanekaragaman itu," tegasnya.
Dia merasa bersyukur dan terharu mendapat dukungan dari level akar rumput yang merupakan manifestasi dari keinginan rakyat yang rindu akan perubahan serta pembaharuan di tubuh partai Golkar. Perlu di ketahui bersama bahwa kekuatan ril dari sebuah partai itu terletak di level akar rumput, bukan di kalangan elit. Oleh karenanya, akar rumput harus di berdayakan. Pemberdayaan yang sama juga berlaku untuk organisasi sayap (AMPG dan KPPG), ormas yang mendirikan Golkar (Kosgoro, MKGR, Soksi) serta ormas yang didirikan Golkar (AMPI, AWK, MDI, dan Laskar Ulama).
Dia melihat, peran organisasi yang ada di tubuh Golkar itu saat ini belum diberdayakan secara maksimal. Mereka cendung sebagai objek pelengkap dan penderita. Padahal, mereka memiliki visi dan misi sendiri. Untuk itu, mereka harus diberdayakan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Ingat, one man one vote.
"Jika saya terpilih sebagai ketua Golkar, konsep kepemimpinan politik multikultural akan saya terapkan. Sebagai seorang budayawan, tentu akan berpegang pada adat dan budaya. Apalah arti kehidupan maju dan modern jika kita tidak beradat dan berbudaya yang bersifat universal," tuturnya.
Dia pun berjanji untuk membawa Golkar kearah yang lebih baik. Sikap ini tentunya sejalan dengan arahan pusat tentang pemenangan Golkar di pelaksanaan Pilkada, Pileg serta Pilpres. Untuk merealisasikan target itu, dirinya akan menjalin koordinasi serta rekonsolidasi dengan sejumlah unsur pimpinan yang ada di tubuh Golkar Kalbar.
"Selain itu, saya akan memberdayakan kader-kader potensial Golkar untuk nantinya diorbitkan ke tingkat yang lebih tinggi," janjinya. (rob)