Selasa, 10 November 2009

Rumah Bebas Jentik Dicanangkan


Ny. Frederica Cornelis didampingi Karyanti Tjung Sanjaya serta Walikota, Sutarmidji menaburkan bubuk abate di salah satu rumah warga. Foto: Robby

Pontianak, BERKAT.
Upaya untuk memerangi wabah Demam Berdarah (DBD) terus dilakukan pemerintah Kalbar. Setelah pengasapan (fogging) dinyatakan tidak efektif memerangi nyamuk penyebab DBD, pemerintah pun mencanangkan Rumah Bebas Jentik atau RBJ serentak terutama di Kota Pontianak pada Jumat (6/11) kemarin.
Program ini dalam rangka menyadarkan masyarakat untuk membangun ketahanan lingkungan dari ancaman penyakit DBD berbasis keluarga. Gagasan ini mulai dikampanyekan bulan november ini sampai dengan setahun kedepan.Kampanye Rumah Bebas Jentik ini, dilakukan langsung oleh Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalbar, Frederica Cornelis didampingi Karyanti Tjung Sanjaya, Walikota Pontianak, Sutarmidji SH, M.Hum serta TP PKK Provinsi dan Kota, dengan pembagian bubuk abate gratis ke rumah-rumah penduduk di beberapa kecamatan di kota Pontianak.
Sedikitnya 200 orang ikut dalam kegiatan yang dimulai di lingkungan RT 01/ RW18, Kelurahan Sungai Bangkong, Pontianak Kota. Mereka merupakan gabungan dari beberapa Ormas dan OKP di antaranya Taruna Merah Putih, KNPI, Perkumpulan Pemuda Katolik dan FKPPI, Pramuka dan Tagana.
"Ide pencanangan RBJ ini bentuk kepedulian TP PKK terhadap wabah DBD yang semakin hari memprihatinkan. Masyarakat cenderung menyalahkan pemerintah. Padahal, tanpa peran masyarakat, program pencegahan DBD tidak akan maksimal. Kita akan menyadarkan warga, bahwa pemberantasan DBD bukan hanya dengan fogging saja, tetapi juga dengan membersihkan jentik-jentik yang ada di tempat penampungan air di rumah-rumah," kata Frederica Cornelis.
Dia mencontohkan Pemerintah Malaysia yang mampu menekan angka DBD karena memberi sanksi yang jelas bagi penduduk yang di rumahnya terdapat jentik nyamuk. Karena itu dia mengimbau masyarakat jangan lengah dan melaporkan setiap penemuan kasus DBD sehingga dapat ditindak lanjuti. Ny. Frederica pun juga memastikan untuk membantu bubuk abate atau fogging bagi daerah rumah warga yang terkena DBD. Dia yakin di tahun 2014 target pencapaian bebas DBD khususnya di Kota Pontianak bakal teratasi asalkan setiap rumah bebas dari jentik.
Sementara Walikota Pontianak, Sutarmidji SH, M.Hum, menyambut baik kegiatan tersebut."Memang untuk pemberantasan DBD tidak hanya peran pemerintah saja, akan tetapi masyarakat juga penting untuk sadar menjaga lingkungannya agar terbebas dari sarang jentik," tutur Walikota.
Walikota berharap dengan kampanye RBJ ini dapat menekan angka korban meninggal dunia yang diakibatkan DBD kendati sulit untuk mencapai keberhasilan 100 persen.“Menghilangkan kasus hingga nol persen mungkin sangat sulit. Target kita jangan sampai ada korban yang meninggal,” katanya.
Bertepatan dengan kegiatan tersebut, digelar rapat unsur Muspida di kantor Gubernur Kalbar. Dalam rapat itu, wabah DBD menjadi agenda penting yang dibahas."Sebenarnya rapat bahas berbagai masalah seperti kabut asap, persiapan menjelang Idul Adha, Natal dan Tahun Baru. Tapi DBD mendapat perhatian karena kali ini merupakan kasus yang terbesar dengan jumlah korban jiwa terbanyak," kata Asisten I Bidang Hukum dan Pemerintahan Setda Pemprov Kalbar Ignatius Lyong.
Dia menyebutkan sepanjang tahun 2009 hingga bulan Oktober jumlah kasus DBD mencapai 6.400 orang. Sedangkan korban meninggal mencapai 165 orang di seluruh Kalbar.Ia menambahkan, dalam rapat tersebut juga mencuat keinginan agar penanganan penderita DBD tidak hanya terfokus di kalangan rumah sakit milik pemerintah daerah.
"Usul dari Kapolda, minta semua rumah sakit dilibatkan dalam rapat-rapat penanganan DBD," kata dia. Termasuk rumah sakit milik kepolisian dan tentara yang ada di Kota Pontianak dan sekitarnya. Pertimbangannya karena rumah sakit-rumah sakit tersebut juga ikut menangani ratusan pasien penderita DBD. (rob)