Selasa, 06 Mei 2008

Mabes Polri Kejar 6 Kapal ke Malaysia

Ketapang, BERKAT.
Setelah berhasil menangkap 18 kapal berikut muatannya berupa kayu ilegal yang diperkirakan mencapai 6 ribu kubik serta nakhoda dan 4 cukongnya yang sekarang ini sedang ditahan di Mapolres Ketapang, kini tim Mabes Polri memburu 6 kapal yang berhasil lolos hingga ke Sarawak Malaysia.
Dewi Fortuna ternyata masih memihak ke-enam kapal yang diperkirakan memuat ribuan kayu ilegal tersebut karena berhasil berangkat satu minggu sebelum tim Mabes Polri masuk ke Ketapang. Dan parahnya lagi kapal-kapal tersebut telah berhasil menurunkan muatannya di Pelabuhan Sematan, Sarawak, Malaysia.
"Tim kami sedang mengejar sejumlah kapal yang berhasil lolos dari Ketapang ke Pelabuhan Sematan Sarawak itu," kata seorang perwira menengah dari tim Mabes Polri kepada BERKAT di Ketapang.
Sumber yang berhasil dihimpun BERKAT menyebutkan, ke-enam kapal yang memuat jenis kayu meranti dan bengkirai tersebut, yakni KM. Kuala Kapuas, KM. Lestari, KM. Cinta Manis, KM. Buana Utama, KM. Panca Nikmat, serta KM Kuala Kita. Saat ini kapal-kapal tersebut diperkirakan tertahan di Paloh sekitar perairan Tanjung Dato Kabupaten Sambas karena masih menunggu situasi aman, sehingga tidak berani untuk kembali ke Ketapang lantaran mengetahui masuknya tim Mabes Polri.
Tidak hanya ke-enam kapal itu yang berhasil keluar dari Ketapang, namun dua kapal pun juga telah berhasil melakukan aksi serupa. Namun, keduanya berhasil ditangkap jajaran Polres Sambas pada satu minggu lalu di sekitar perairan Paloh.
"Kedua kapal berhasil kami tangkap di dekat Kampung Bekut, Kecamatan Pemangkat Kabupaten Sambas," ungkap Kanit Reskrim Polres Sambas, AKP Hasbullah kepada sejumlah wartawan.
Diperkirakan kedua kapal yang berasal dari Kabupaten Ketapang itu memuat lebih kurang 600 kubik kayu ilegal jenis bengkirai dan meranti. Tujuannya pun tidak lain sama dengan ke-enam kapal sebelumnya yakni ke Pelabuhan Sematan Sarawak Malaysia. Diduga pemilik kedua kapal berikut muatannya yang tidak memiliki dokumen lengkap itu adalah Nk.
"Dan saat ini nakhoda serta ABK telah kami tahan di Mapolres untuk dilakukan pemeriksaan," tambah Hasbullah.
Pelabuhan Sematan adalah salah satu pelabuhan terbesar dan tersibuk aktivitasnya di Sarawak. Bongkar muat kayu adalah komoditas terbesar yang ada di pelabuhan tersebut selain kelapa sawit dan gula.
Selama ini perairan Ketapang - Sambas - Sematan merupakan jalur perairan yang menggiurkan bagi kapal-kapal pengangkut kayu ilegal.
Sementara itu LO Polisi Indonesia di Konjen RI, Sarawak, Malaysia, Kompol Benny Iskandar, S.Ik, M.Si menyebutkan pada hari ini Mabes Polri akan mempresentasikan hasil temuannya yang ada di Pelabuhan Sematan berupa tiga kapal berbendera Indonesia yang mengangkut kayu.
Tim Mabes Polri yang berjumlah enam orang (4 Pamen dari Mabes dan 2 dari Polda Kalbar yang diwakili Kasat III Reskrim) itu dipimpin langsung Direktur V Bareskrim Mabes Polri, Brigjen Pol Hadi Atmoko.
Dalam temuannya itu, tim melihat tiga kapal berbendera Indonesia dengan muatan kayu yang diduga berasal dari Ketapang, Kalbar dengan jumlah diperkirakan mencapai 1.500 kibuk jenis bengkirai dan meranti.
"Kapalnya lebih kurang berukuran 15 - 60 tan (bukan ton, 1 tan = 1,5 kubik)," kata Benny kepada BERKAT, tadi malam.
Namun, dikatakan Benny, untuk memastikan benar atau tidaknya kapal-kapal tersebut berasal dari Indonesia perlu pendalaman yang lebih jauh lagi. Sebab bisa saja mereka menukar benderanya ketika akan memasuki pelabuhan.
Akan tetapi, menurutnya kalau pun kapal-kapal tersebut ilegal bagaimana mungkin bisa lolos hingga masuk ke perairan wilayah Malaysia. Karena banyak pihak yang berperan untuk meloloskan satu kapal ke perairan Malaysia yang masuk melalui jalur utara yakni perairan Tanjung Dato - Pulau Talang-talang - Pelabuhan Sematan.
"Bea Cukai, Imigrasi, izin perkapalan, Tentara Laut Diraja Malaysia serta PDRM. Pihak-pihak ini yang berwenang untuk mengizinkan satu kapal asing masuk ke Malaysia," jelas Benny.
Dia mengakui selama ini pihaknya di perwakilan belum pernah mendapatkan informasi adanya sejumlah kapal- kapal berasal dari Indonesia yang memuat kayu ilegal ke Pelabuhan Sematan. "Belum ada laporan. Kalau pun ada kami pasti akan melakukan action. Apalagi selama ini di Malaysia yang ribut soal illegal logging hanya Indonesia sedangkan di Malaysia tidak pernah. Jadi, kami belum pernah dapat laporan itu," tegasnya.
Benny juga mengakui pada zaman Kapolda Nanan Soekarna pernah dimintai untuk melakukan monitoring terhadap aktivitas di sekitar Pelabuhan Sematan. Hasilnya memang masih banyak sawmil kayu yang masih beroperasi. Akan tetapi bahan bakunya belum dapat dipastikan apakah berasal dari Indonesia atau bukan.
"Perlu pendalaman untuk membuktikannya," tambah Benny. (rob)