Kamis, 19 November 2009

Pemijahan Alami Lele Pertama di Kalbar

//Teks: Pemijahan alami ikan lele yang dikembangkan Jhoni mendatangkan omzet belasan juta dan berdampak positif pada masyarakat sekitar. Foto: ROBBY//

Kubu Raya, BERKAT.
Untuk pertama kalinya, Kalimantan Barat berhasil mengembang biakan benih ikan lele dengan sistem pemijahan (pembenihan) secara alami tanpa dibantu melalui suntikan atau proses kimia lainnya.
Adalah Jhoni Sutarno warga transmigrasi Desa Rasau Jaya Umum Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya yang telah berhasil mencobanya sejak 1997 silam. Awalnya sebagai penebang kayu ilegal, namun dikarenakan usaha kayu tidak ada lagi, ia beralih profesi di bidang perikanan untuk menyambung hidup.
Sejak itu dia bergelut menekuni pembudi dayaan ikan lele. Induknya dibeli dari PT Profit di Surabaya distributor besar budi daya ikan keramba. Satu induk dapat menelurkan hingga 60 ribu benih atau anakan ikan lele. Jenis lelenya yakni paiton dan sangkuriang.
Setelah berusia empat minggu, anakan ikan lele tersebut dipindahkan ke keramba berukuran 2 x 4 meter yang dapat menampung 1.000 ekor sebagai proses dari pembudidayaan.
Alhasil dalam jangka waktu 2 bulan 1 minggu, ikan dapat dipanen dengan dibantu 10 orang tenaga kerja. Paling sedikit sekali panen sekitar 2 ton. Omzet yang diraup untuk pemijahan saja, Jhoni dapatkan sekitar Rp1,5 juta per keramba per seribu ekor. Sementara hasil dari pembudidayaannya bisa mencapai Rp15 juta. Dengan asumsi harga Rp15 ribu per kilogram ambil di tempat. Dimana setiap kilogramnya terdapat 7 - 8 ekor berukuran 1,5 ons per ekor.
Di desanya Jhoni tak hanya dikenal sebagai pelaku usaha, namun ia juga diminta oleh masyarakat setempat sebagai penyuluh perikanan khususnya ikan lele. Masyarakat setempat telah juga berhasil mengembangkan budidaya ikan lele setelah belajar dari Jhoni.
"Kuncinya yang penting air steril dari Ph dan sirkulasi air harus diganti dua kali setiap dua bulan. Makanannya pun juga harus teratur yakni tiga kali sehari," tuturnya kepada BERKAT saat bertandang ke Usaha Pembenihan Rakyat (UPR)Tepian Kapuas-nya kemarin.
Makanan yang diberikan dalam setiap proses berbeda. Di saat pemijahan, makanannya berupa cacing. kemudian setelah memasuki proses pembudidayaan diberikan pelet, ayam dan usus.
Jhoni menyebutkan ada perbedaan menyolok antara pemijahan sistem alami dengan suntikan. Kalau sistem alami 1 ekor induk dapat menghasilkan hingga 60 ribu ekor benih lele, sedangkan sistem suntik sekitar 30 ribu. Masa produktifnya, kalau sistem alami dua bulan sudah bertelur, akan tetapi kalau suntik empat bulan.
Untuk pemasarannya, Jhoni tidak kesulitan. Sebab usaha pecel lele di Kota Pontianak dan sekitarnya siap menampung ikan-ikannya itu. Dia sendiri pun sebagai pembeli dari Kelompok Pembudidayaan Ikan (Podakkan) yang berjumlah hingga lebih dari seratusan se-Kecamatan Rasau Jaya. (rob)