Minggu, 22 Juni 2008

Memodifikasi Sepeda bak Barang Antik

Pontianak, BERKAT.
Menyulap sebuah produk menjadi bentuk yang lain dari yang biasanya adalah keinginan setiap orang. Terlebih lagi barang tersebut dinilai memiliki cara kerja dan mekanisme yang terlampau sulit.Akan tetapi, bagi sebuah kelompok anak-anak muda yang tergabung dalam Pontianak Low Rider, menyulap sebuah sepeda kuno menjadi barang baru yang memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri sangatlah mudah.Berbekalkan hobbi dan bakat, para penerus generasi bangsa ini, mencoba menyalurkannya dengan cara memodifikasi berbagai bentuk sepeda yang tidak lazim di pasaran saat ini. Dimulai sejak dari awal tahun 2008, kelompok yang memiliki anggota 28 orang ini mulai "mengutak-atik" beberapa sepeda dengan menciptakan bentuk dan model baru dengan sebutan "Low Rider." Alhasil, hingga kini jumlah low rider yang telah diciptakan mencapai 25 buah."Inspirasi ini muncul awalnya ketika anak-anak membuka internet. Mereka lihat dan menemukan berbagai bentuk sepeda yang unik. Dari situlah muncul ide untuk menyulap sepeda dengan bentuk yang bervariasi. Hasilnya ya seperti ini," kata Margono pembimbing dari kelompok Pontianak Low Rider seraya menunjukan sejumlah sepeda yang sudah dimodifikasi.Dibengkelnya yang berukuran lebih kurang 5 m X 5 m, berbagai sepeda yang berdaya kreativ dan inovasi tinggi itu diciptakan dengan bermacam jenis antara lain jenis limo, ekstrem low, low rider classic, atau low rider.Warnanya yang variatif seperti merah maron, silver, hijau, biru, dan kuning menjadikan sepeda ini mudah dikenal dan diingat, Ditambah lagi, berbagai aksesoris lainnya seperti stang, jok, pelak, sepit udang dan lainnya dibuat dengan berbagai bentuk yang unik. Akan tetapi mereka harus rela merogoh kantongnya lebih kurang Rp2,5 juta untuk memodifikasi satu buah sepeda yang dikerjakan memakan waktu hingga dua minggu. Mulai dari mendapatkan bahan bakunya, yang dicarinya di sejumlah penampungan besi tua atau sisa-sisa peninggalan yang ada di sekitar Kota Pontianak. Bahkan tak jarang ada juga yang mencarinya hingga ke Pulau Jawa. Tak heran di antaranya ada yang mendapatkan sepeda yang telah diproduksi sejak tahun 1960 selain produk yang dikeluarkan di lima tahun terakhir."Biasanya ada yang dapat utuh satu sepeda tapi ada juga kami beli dengan hitungan kilogram. Untuk mendapatkan dan mengerjakannya anak-anak gotong royong saling bantu satu sama lain," tambah Margono.Layaknya berbagai pekerjaan lain, begitu pula dengan memodifikasi sepeda low rider ini, diakui memiliki kendala meskipun dinilai tidak terlalu berat. "Kendalanya waktu mau melakukan pengelasan. Setelah sudah dibentuk sesuai keinginan, untuk menyatukan besi yang berukuran panjang harus pergi lagi ke tukang las karena kami di sini belum ada mesin las," katanya.Untuk memperkenalkan ke masyarakat, terkadang anggota kelompok ini berkonvoi mengitari Kota Pontianak. Tak jarang, di antara beberapa rekan mereka yang masih duduk di bangku sekolah atau kuliah itu ada yang meminta untuk dibuatkan. "Inginnya sih kami terima. Tapi untuk saat ini belum lah dulu," kata Margono lagi. (rob)