Rabu, 04 Juni 2008

Menekan GAKI, 100 % Garam di Kalbar Beriodium

Pontianak, BERKAT.
Pelaksanaan program iodisasi garam di Kalbar telah dimulai sejak tahun 1986. Hal itu dimaksudkan guna menekan melonjaknya angka Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). Sebab kekurangan iodium selain dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan fisik seperti gondok endemik, badan kerdil, gangguan motorik misalnya sulit berdiri, kaki pengkor juga berpengaruh terhadap ibu-ibu hamil, lahir tidak cukup, keterbelakangan mental, idiot, cacat mental serta rendahnya daya pikir (IQ).
Penasihat Asosiasi Pengusaha Garam Kalimantan Barat (APGKB), H.M. Sulaiman mengungkapkan di tahun 1985 masyarakat Kalbar yang mengidap GAKI mencapai 40 persen diatas rata-rata angka nasional yang saat itu 30 persen. Akan tetapi di tahun 2000 angka tersebut menurun hingga 1,9 persen jauh dibawah rata-rata nasional yakni 17 persen.
"Jadi saat ini masyarakat tak perlu khawatir sebab boleh dikatakan hampir 100 persen garam yang beredar di Kalbar telah mengandung iodium baik itu untuk pengasinan, konsumsi, dan penolong industri," kata Sulaiman kepada BERKAT kemarin.
Kendati demikian dia sempat khawatir angka GAKI di tahun 2006 naik cukup signifikan lantaran adanya sejumlah pengusaha nakal yang memasukan garam noniodium berupa garam rakyat yang tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan kandungan iodiumnya dibawah 30 ppm untuk dijual langsung ke masyarakat.
"Tapi syukurlah pengusaha nakal itu telah ditangkap dan mendapat ganjaran hukuman 2 tahun penjara," ungkap mantan ketua APGKB dua periode 1989 hingga 2001 ini.
Keberhasilan Kalbar menekan angka GAKI tak terlepas dari peran APGKB yang berdiri sejak 1985 lalu. Prestasi yang signifikan telah diraih APGKB, di antaranya piagam penghargaan dari Gubernur Kalbar (1995), 6 produsen industri garam beriodium yang tergabung dalam APGKB mendapat predikat Produsen Teladan Tingkat Nasional dari Memperindag dan Perwakilan UNICEF di Indonesia (1999) yang diserahkan langsung oleh Rolf Carriere, piagam dari Dubes UNICEF PBB (2002) yang diserahkan oleh Roger Moore (aktor film James Bond 007).
"APGKB melihat garam iodium sangat penting sebagai salah satu jenis sembako yang membawa misi kemanusiaan untuk mengemban kesehatan masyarakat menuju SDM berkualitas. Sebab masalah GAKI bukan hanya masalah Indonesia saja tapi juga masalah dunia," tambah Sulaiman.
Tak mengherankan kalau Komite Nasional Garam Tingkat Pusat dan UNICEF menetapkan Kalbar sebagai daerah percontohan dan provinsi terbaik secara nasional dalam peniodisasian dan pemasyarakatan garam beriodium. Dari hal itu, Kalteng, Kaltim, Kalsel, Sulsel, Jabar bahkan Vietnam yang mengirimkan 11 dokter ahlinya datang ke Kalbar untuk studi banding. (rob)