Minggu, 22 November 2009

Morkes Calon Kuat, Diprediksi 1 Putaran?

//Teks: Morkes bersama Akbar Tanjung dan Aburizal Bakri keluar bersama usai pembukaan Musda VIII Partai Golkar di Gedung Zamrud, kemarin. FOTO: ROBBY//

Pontianak, BERKAT.
Kendati tiga calon yang diketahui siap maju pada pemilihan Ketua DPD Partai Golkar Kalbar, namun bunyi genderang perang yang paling kuat dilontarkan yakni dua kandidat yaitu Morkes Effendi dan Tambul Husein.
Kedua kandidat tersebut, masing-masing telah melakukan lobi-lobi politik terhadap sejumlah 18 suara yang berhak memberikan suaranya. Namun dari ke-18 suara itu akan berkurang 1 suara yakni dari DPP yang diperkirakan netral untuk menjaga independensi. Hal ini tergambar dari pemandangan umum tadi malam, hampir semua peserta mendukung agar DPP netral. Termasuk Mantan Ketua DPD Golkar Kalbar juga menekankan agar DPP mengakomodir keinginan sebagian besar peserta untuk netral.
Sementara 17 suara lainnya terdiri dari 14 suara kolektif ketua dan sekretaris DPD tingkat II dan tiga suara terdiri dari organisasi pendiri, organisasi yang didirikan, organisasi sayap.
Morkes Effendi, yang juga Ketua DPD Golkar Ketapang, kemungkinan memiliki peluang terbesar dan sebagai calon kuat memperebutkan bursa ketua Partai Berlambang Pohon Beringin tersebut. Persyaratkan calon ketua harus mendapatkan minimal 30 persen suara.
Karena itu, kalangan pengamat memprediksi sampai tadi malam orang nomor satu di Bumi Ale-ale itu, dapat meraih 11 suara, yaitu dari DPD Golkar Ketapang, KKU, Kota Pontianak, Kabupaten Pontianak, Sambas, Singkawang, Sekadau, Melawi, organisasi pendiri, organisasi yang didirikan serta organisasi sayap. Hal ini disebabkan koalisi Prabasa (Sambas) - Rachmat Satria (Kab. Pontianak) mengalihkan suaranya ke Morkes.
Dari pemandangan umum tadi malam, tergambar pula dua Kabupaten yang mencalonkan dua nama yaitu Tambul Husein dan Morkes. Kepada Kabupaten ini tidak menutup kemungkinan lari ke Morkes juga. Dengan demikian, kemungkinan untuk satu putaran bisa saja terjadi.
Sementara Tambul Husein meraih 6 suara dari DPD Golkar Kapuas Hulu, Sintang, Sanggau, Landak, Bengkayang, dan Kubu Raya. Dua kabupaten mengusung dua nama yaitu Tambul dan Morkes. Ini masih bisa dikatakan 'abu-abu'.
Kemungkinan kekuatan itu bakal bertambah, ini setelah melihat antara Ketua DPP dan Dewan Pertimbangan yakni Aburizal Bakri dan Akbar Tanjung diantar keluar oleh Morkes Effendi dari Gedung Zamrud usai membuka Musda VIII, kemarin.
Ketiga tokoh itu langsung disambut kader Golkar yang notabene massa yang mengenakan pakaian pendukung Tambul Husein. Massa yang diperkirakan lebih dari seribu orang, berusaha mendekat. Meskipun satgas Generasi Muda FKPPI yang diback up aparat kepolisian telah membentuk barikade namun tak dapat membendung massa yang ingin bersalaman dengan tiga tokoh tersebut.
"Hidup Ical. Hidup Akbar. Hidup Morkes. Hidup Golkar," teriak massa serentak.
Memang belum dapat dipastikan Morkes dapat merebut kemenangan. Namun fakta berbicara lain yang tak dapat dipungkiri lagi, kalau melihat dari peta kekuatan politik yang ada tidak meleset. Sepertinya Morkes telah mendapat dukungan penuh untuk menjadi orang nomor satu di Partai Golkar Kalbar periode 2009 - 2014.
Dalam janji politiknya, dia telah menyatakan tekadnya untuk membangkitkan kembali marwah Golkar yang dinilai saat ini mulai meredup.
"Atas dukungan dari segenap unsur lembaga yang ada di tubuh Partai Golkar Kalbar, saya akan tampil sebagai calon ketua DPD Partai Golkar Kalbar. Ketegasan sikap ini saya sampaikan sebagai bukti komitmen dalam membangun dan membangkitkan kembali marwah Golkar," tegasnya.
Gerakan rekonsoliasi dan rekonstruksi partai akan dia lakukan karena melihat selama ini Golkar berjalan dengan kurang mempertimbangkan analisis SWOT, yaitu Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang) dan Threath (Hambatan).
Morkes juga memastikan akan mengakomodir soal keterwakilan perempuan, etnis serta agama. Dengan prinsip keadilan yang proporsional serta professional menjadi satu kesatuan yang utuh.
"Ini modal dasar Golkar meraih kemenangan di pelaksanaan pilkada, pileg serta pilpres. Dan satu hal yang perlu di garis bawahi disini, Golkar adalah partai yang terbuka, nasionalis serta religius. Golkar bukan partainya orang Dayak, Melayu, Jawa, Bugis dan lain sebagainya. Adalah sebuah kesalahan besar jika ada pemimpin yang mengesampingkan keanekaragaman itu," tegasnya.
Dia berterima kasih dan terharu mendapat dukungan dari level akar rumput yang merupakan manifestasi dari keinginan rakyat yang rindu akan perubahan serta pembaharuan di tubuh partai Golkar. Perlu di ketahui bersama bahwa kekuatan ril dari sebuah partai itu terletak di level akar rumput, bukan di kalangan elit. Oleh karenanya, akar rumput harus di berdayakan. Pemberdayaan yang sama juga berlaku untuk organisasi sayap (AMPG dan KPPG), ormas yang mendirikan Golkar (Kosgoro, MKGR, Soksi) serta ormas yang didirikan Golkar (AMPI, AWK, MDI, dan Laskar Ulama).
Sementara itu dari kubu Tambul Husein, berjanji akan melakukan perubahaan. Dia berkeinginan untuk merubah manajemen Partai Golkar sesuai dengan Prestasi, Dedikasi, Loyalitas dan Tidak tercela (PDLT) yang selama ini merupakan manajemen 'tusuk sate'.
Makanya, Tambul berkeinginan untuk mengangkat masa-masa kejayaan Partai Golkar.
"Saya ingin mengembalikan masa kejayaan Partai Golkar, apalagi saat ini suara Partai Golkar di Kalbar sangat menurun," tegasnya.
Untuk itu, dirinya akan mengurus organisasi Partai Golkar berdasarkan proposional dan profesional. Yakni dapat menempatkan Partai Golkar pada jalur yang benar, karena Golkar merupakan partai politik, bukannya yayasan kematian. Sehingga dirinya menaruh harapan agar kedepan semua kader Golkar menganggap masuknya dirinya ke Partai Golkar merupakan jalan hidupnya.
"Kalau mau mencalonkan diri menjadi ketua, mari bersaing secara sehat melalui PDLT. Jangan masuk belum jelas, tiba-tiba sudah mau jadi ketua," ujarnya.(rob)