Jumat, 16 Mei 2008

Mosi Tak Percaya PKPB, Murni Aspirasi Arus Bawah


Pontianak, BERKAT.
Sejumlah pengurus DPD Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB)dengan tegas menyatakan mosi tidak percaya yang diajukan oleh sembilan DPD PKPB se-Kalbar adalah murni aspirasi dari arus bawah.
"Tidak benar kalau itu dikatakan rekayasa. Itu murni ditujukan ke pengurus provinsi yang tidak berhasil memimpin dan membina partai. Bahkan selama ini tidak pernah turun dan komunikasi ke kabupaten," tegas Ketua PKPB Sintang, H. Riyadi Zainal kepada BERKAT via ponsel kemarin sore.
Dia mengaku memang ada Andi Hadiar Putra (Binprov Kalbar,red) mengklarifikasi ke Sintang kaitan dengan surat pernyataan tersebut, namun PKPB Sintang tetap pada pendiriannya pernyataan itu tetap disampaikan ke Ketua Umum DPP PKPB, H.R. Hartono.
Hal senada juga disampaikan Sekretaris PKPB Sanggau, Andriyus Wijaya yang menilai mosi tidak percaya itu muncul lantaran kepemimpinan Ali Anafia yang tidak efektif sehingga pembinaan ke daerah kurang.
"Pada prinsipnya kami tetap komit dengan apa yang telah disampaikan ke DPP. Intinya kami inginkan adanya perubahan di tubuh partai. Supaya PKPB dapat mengikuti pemilu. Dan ini demi kebesaran dan kejayaan partai," tegas Andriyus.
Arahan mekanisme partai dari pusat dikatakan Andriyus padahal telah diberikan ke provinsi, tapi selama ini tidak pernah dijalankan pengurus di provinsi.
Sementara itu, Ketua PKPB Kabupaten Pontianak, H. Aries Sanjaya sangat menyayangkan hal ini terjadi yang menurutnya akan dapat memecah belah partai. "Kondisi sekarang sudah berat, janganlah terlalu banyak polemik. Kapan lagi kita pikirkan masyarakat. Sebagai pengurus jadilah pengurus yang baik jangan pengurus sibuk mengurus pengurus. Mari kita berpolitik secara elegan," tegasnya.
Ketika ditanya tudingan yang menyebutkan dia menerima uang untuk sewa kantor dan operasional pembentukan Partai Gerindra di Kabupaten Pontianak dan Kubu Raya, Aries mempersilahkan untuk mengonfirmasi ke pihak-pihak yang bersangkutan.
"Silahkan konfirmasi ke penerima uang itu atau pemilik ruko atau juga ke perantara yang juga tahu masalahnya," kata Aries.
M. Pii yang dikonfirmasi menyebutkan uang yang dituduhkan ke Aries bukanlah untuk operasional partai melainkan untuk kontrak rumah yang peruntukannya dia tegaskan bukanlah wewenangnya untuk menanyakan akan tetapi pemilik rumah.
"Jadi kapasitasnya hanya sebatas bisnis bukan partai. Dan uang itu bukan Aries yang menerima tetapi langsung pemilik rumah. Sedangkan saya membantu untuk mencarikan rumah. Jadi tak ada kaitannya. Fitnah itu," tegas Pii yang mengaku sebagai broker alias perantara dalam bisnis tersebut.
Kaitan dengan tudingan sebagai koordinator Partai Gerindra di dua kabupaten, Aries dengan tegas membantahnya tidak benar dan justru mempertanyakan suratnya. "Saya secara gentlemen akan mengundurkan diri kalau memang benar. Saya tidak mau menjadi petualang politik. Saya tetap loyal. Apapun peraturan partai kita tetap harus tunduk pada AD/ ART. Kalapun memang ada yang mau pindah partai itu hak politik seseorang," tegas Aries lagi.
Menyikapi mosi tidak percaya yang dikirimkannya bersama delapan DPD lainnya, dengan legowo mempersilahkan pusat untuk menyikapi dengan bijaksana. "Kalau memang rekayasa silahkan tanya ke teman-teman yang lain karena itu memang keinginan dari arus bawah," ujarnya sambil berpantun hilangkan intrik politik yang tidak mendidik dengan cara-cara yang licik. Untuk menghindari hasut dan sirik yang akhirnya jadi orang musyrik.
Sedangkan Wakil Ketua I DPD PKPB Kalbar, Ghazali, HD sangat prihatin dengan kondisi yang terjadi di internal partai. Sebab itu agar kedepan jangan terulang kembali dia harapkan setiap keputusan apapun harus diplenokan agar tidak timbul kecemburuan sosial. "Saya cinta dengan PKPB. Jalankan partai dengan terbuka. Saya lihat yang membesarkan partai kita sendiri begitu pula yang menghancurkan kita sendiri juga," ujarnya. (rob)