Rabu, 04 Februari 2009

Pariwisata Berbasis Budaya

Pontianak, BERKAT.
Pengembangan industri pariwisata Kalbar masih dirasakan stagnan dan belum optimal terutama kekayaan khazanah budayanya yang berpeluang untuk dikembangkan.
Terlebih lagi Kalbar memiliki keberagaman etnis yang unik. Berbagai suku dan adat budaya berbaur dalam kehidupan masyarakat seperti Melayu, Dayak, China, Jawa, Madura, Batak dan sebagainya yang tersebar di hampir 14 kabupaten/ kota.
Keunikan etnis tersebut menjadi modal dasar pembangunan Kalbar di sektor industri pariwisata. Kondisi ini menurut Kepala Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalbar, Drs. Kamaruzzaman, MM sebuah potensi dan peluang sebagai daya tarik wisatawan dalam rangka tahun kunjungan 2010 (Indonesia Year 2010).
Ia melihat banyak kekayaan khazanah budaya dimiliki Kalbar diantaranya atraksi naga, naik dango, Festival Adat Budaya Melayu, dan sebagainya. Yang menurutnya memiliki hak untuk ditampilkan dalam berbagai event dan momen.
Kendati demikian infrastruktur penunjang pariwisatanya masih lemah. Misalnya, hotel atau penginapan yang belum memadai. Kalau pun ada tapi belum memenuhi standar hanya sebagaian kecil yang telah memenuhi kategori.
Begitu pula dengan sarana infrastruktur jalan untuk menuju lokasi budaya suku tertentu yang terkadang digelar di sebuah desa yang jauh dari pusat kota.
Warisan budaya dan kearifan lokal perlu dikembangkan. Sentuhan profesional dan perhatian yang memadai dari pihak terkait tentunya sangat diharapkan karena memiliki peran yang sangat penting dalam rangka kemajuan daerah di sektor pariwisata.
Karena itu Kamaruzzaman mengharapkan masing-masing pemerintah kabupaten/kota dapat memetakan budaya unggulannya masing-masing sehingga dapat menjadi ikon yang memiliki nilai tambah dan nilai jual. (rob/Harian Berkat)