Minggu, 27 April 2008

Pemerintah Khawatirkan Beras Kalbar Diekspor

Pontianak, BERKAT.
Krisis pangan yang melanda dunia berimbas pada kebutuhan dan produksi beras di Kalbar. Sehingga tak heran Pemerintah Provinsi Kalbar mengkhawatirkan beras produksi Kalbar akan diekspor keluar negeri khususnya ke Malaysia melalui pintu perbatasan yang ada antara lain melalui Sanggau, Bengkayang, Sintang, Sambas dan Kapuas Hulu.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalbar, Dra. Ida Kartini, M.Si mengakui kekhawatiran itu muncul lantaran letak Kalbar yang strategis yaitu berbatasan langsung dengan Negeri Jiran, Malaysia. Apalagi beras-beras tersebut akan dijual dengan harga yang cukup mahal oleh oknum pedagang yang tidak memikirkan kebutuhan Kalbar akan beras.
"Padahal petani kita disini telah diberikan berbagai bantuan, seperti pupuk bersubsidi modal usaha, harga gabah yang seimbang dan sebagainya," kata Ida ketika ditemui di ruang kerjanya, belum lama ini.
Karena itu untuk mencegah hal tersebut terjadi, dikatakan Ida pemerintah hanya memberikan kewenangan untuk ekspor beras diberikan kepada Bulog (Badan Urusan Logistik,red)dalam rangka untuk mengawasi peredaran dan memenuhi kebutuhan beras bagi masyarakat.
"Dan kami akan melakukan pengawasan lebih ketat bekerja sama dengan pihak kepolisian serta aparat terkait lainnya. Sebab untuk keluarkan beras tidak hanya melalui jalan darat saja akan tetapi bisa juga melalui laut," ungkapnya.
Di tempat terpisah Kepala Dinas Pertanian Kalbar, Ir. Hazairin, MS menyebutkan pihaknya telah menyiapkan dana untuk pengembangan pertanian sebesar Rp80 miliar untuk di 14 kabupaten/ kota. Dana tahun anggaran 2008 yang bersumber dari APBN, DAK, DAU serta APBD itu diperuntukan bagi petani padi, jagung dan kedelai. Dan hampir Rp60 miliar semua dana-dana itu berada di masing-masing kabupaten/ kota sisanya berada di provinsi.
Dana itu dibagi untuk beberapa pos antara lain bantuan benih unggul untuk bibit padi, jagung dan kedelai yang jumlahnya berkisar 1.500-2.000 ton, bantuan sarana produksi seperti pupuk bersubsidi berjumlah 60 ribu ton, bantuan modal usaha di 244 desa dengan jumlah Rp100 juta per desa/ kelompok tani, kredit ketahanan pangan serta dana penjamin. Termasuk untuk penyuluhan maupun teknis operasional lainnya.
"Jadi, benih bibit gratis, pupuk disubsidi hingga 50 persen, yang tadinya harga urea Rp2.500 berarti petani hanya beli separuh harga. Sedangkan alat pertanian seperti hand traktor kita bantu. Tinggal semangat petani bekerja keras untuk tingkatkan produksi. Kesempatan ada harga bagus, kapan lagi," katanya.
Terkait dengan harga pokok pembelian (HPP) beras dan gabah, Hazairin menilai hal itu untuk merangsang petani menjaga kualitas produksi tani sehingga tidak buru-buru menjualnya. "Upaya ini untuk menekan kerugian di tingkat petani sehingga daya produksinya pun dapat lebih meningkat," katanya.
Selasa (22/4) lalu melalui Inpres Nomor 1/2008 tentang kebijakan perberasan, pemerintah telah menaikan harga gabah kering panen di tingkat petani yang tadinya Rp2.000 per kilogram menjadi Rp2.200 per kilogram. Sedangkan harga gabah kering giling naik dari Rp2.600 menjadi Rp2.840 per kilogram. Setelah dikonversikan menjadi beras, harganya di gudang Bulog naik dari Rp4.000 menjadi Rp4.300 per kilogram.
Dinas Pertanian mencatat jumlah produksi pertanian Kalbar di tahun 2008 meningkat rata-rata 0,2 ton per hektar dibandingkan tahun 2007 hanya 3 ton per hektar. Dari lahan produksi baik sawah atau pun ladang yang ditargetkan mencapai 405 ribu hektar (300 ribu ha untuk sawah 105 untuk ladang), yang sudah produksi hingga April 2008 mencapai 280 ribu hektar.
Kebutuhan akan beras di Kalbar, yakni 590 ribu ton per tahun dengan asumsi perhitungan rata-rata 139 kilogram/ kapita/ tahun X 4,2 juta (jumlah penduduk). Sedangkan jumlah produksi gabah kering giling tahun 2008 capai 1,2 juta ton. Setelah dikonversikan ke beras maka kebutuhan jumlah produksi beras Kalbar mencapai 750 ton.
"Jadi masih ada surplus beras berkisar 150-an ton," jelasnya.
Komandan Lanal Pontianak, Letkol (s) Taufik Harun menegaskan pihaknya tetap berkomitmen memberantas berbagai kegiatan ilegal yang marak di Kalbar. "Tidak ada kompromi apalagi saya sudah dapat telegram dari Kasal," tegasnya.(rob)

Tidak ada komentar: