Minggu, 01 Juni 2008

Kenaikan Harga BBM, Pukul Sektor Jasa Konstruksi

Pontianak, BERKAT.
Terjadinya kenaikan harga BBM yang ditetapkan pemerintah rata-rata 28,7 persen tidak hanya berdampak pada harga sembako maupun proses industri lainnya, namun juga berpengaruh terhadap sektor jasa konstruksi, lantaran berbagai harga bahan material pun ikut terkena imbasnya.
"Kenaikan harga BBM ini memukul sektor jasa konstruksi. Hampir semua bahan material naik. Secara tidak langsung ikut mempengaruhi pengerjaan di jasa konstruksi yang tentunya para kontraktor akan semakin susah dengan kondisi ini," kata Ketua Umum DPP Aspekindo Kalbar, H. Syafruddin Nasution kepada BERKAT, kemarin.
Dampak kenaikan harga BBM inilah yang dia khawatirkan pembangunan akan mandek alias terhenti kalau tidak segera dicarikan solusinya. Terutama berkaitan dengan harga kontrak proyek yang sudah disepakati dengan pemilik jasa dan barang tersebut. Bagaimana tidak khawatir, sejumlah bahan material yang mulai merangkak naik sebagai bahan baku konstruksi bahkan ada yang dua kali lipat antara lain semen yang tadinya Rp58 ribu naik menjadi Rp67 ribu per zak, aspal sebelumnya Rp870 ribu kini menjadi Rp1,1 juta, besi melonjak rata-rata hingga 60 persen per kilogram. Bahkan untuk papan mal saja, yang sebelumnya Rp12 ribu melonjak menjadi Rp22 ribu per keping.
"Belum lagi harga pangan yang terus naik. Sehinga situasi ini menjadi serba sulit baik bagi pengusaha maupun masyarakat karena tidak diimbangi pertumbuhan pendapatan yang sesuai dengan kenaikan harga BBM," ucap Syafruddin Nasution yang juga Ketua Kadin Kota Pontianak ini.
Dikatakannya kondisi inilah yang membuat para kontraktor mengeluh. Ironisnya lagi pemerintah sepertinya tidak melakukan aksi kendali pasar terhadap kenaikan harga-harga konsumsi publik tersebut. Dinas terkait baik yang ada di provinsi maupun kabupaten/ kota terkesan diam-diam saja.
"Kalau harga semua barang hingga yang kecil-kecil pun ikut naik, siapa yang bertanggung jawab menalangi belanja rakyat. Apa pemerintah atau perusahaan siap langsung menaikan upah atau gaji," tanyanya.
Untuk itu dia mengimbau pemerintah harus lebih bijaksana dalam hal kenaikan harga BBM ini. Sebab ketika hal ini tidak disikapi dengan bijak dan tidak melihat kepentingan masyarakat ramai akan dapat lebih menyengsarakan dan memperparah rakyat dari kondisi sebelum kenaikan harga BBM itu ditetapkan karena pengaruhnya yang sangat besar ke semua sektor. (rob)