Minggu, 01 Juni 2008

Wisata Budaya Inspirasi Sang Balada

Pontianak, BERKAT.
Dari 12 lagu beraliran balada yang dinyanyikan Ratna Werry dalam album bertajuk Hutan di Punggung Bukit, 2 di antaranya terinspirasi dari budaya di beberapa daerah di Indonesia. Lagu berjudul Nak ke Mane (Putus di Tengah Jalan) dan Dare Kecik yang diciptakan Ratna Werry menggambarkan bagaimana Indonesia yang kaya akan seni budayanya dapat dijadikan sebagai ikon pariwisata yang memiliki nilai jual untuk dilestarikan dan dikembangkan di masa mendatang.
Untuk lagu Nak ke Mane (Putus di Tengah Jalan), pada melodinya dia memasukan unsur melodi Melayu Kalbar, Melayu Deli dan Minang. Begitu pula dari musiknya, perpaduan unsur Jawa, Bali, Dayak dan Melayu dikombinasikan menjadi satu album yang dikemas dalam satu jenis musik beraliran balada.
Keinginannya untuk mengemas lagu bertemakan sosial budaya ini dikarenakan dirinya melihat seni budaya daerah di Indonesia memiliki ciri khas dan karateristik yang menarik untuk dijadikan dalam bentuk album lagu. "Jadi, disini saya tidak memandang musik per daerah, akan tetapi secara keseluruhan dalam satu kesatuan yaitu Indonesia dengan menggunakan bahasa Melayu Pontianak," kata Ratna Werry.
Napoleon Endang, sang desainer berasal dari Kalbar pun dilibatkan untuk merancang pakaian yang akan digunakan guna mendukung tema yang diangkat pada kedua lagu tersebut. Sehingga menambah perbendaharaan kekayaan seni budaya daerah dengan berbagai motif dan bahan yang berlainan.
Misalnya, kain songket yang merupakan ciri khas Melayu Sambas dengan motif pucuk rebung berwarnakan emas yang dipadukan dengan hitam. Begitu juga dengan pakaian yang terbuat dari kulit kayu kapuak sebagai salah satu pakaian khas etnis Dayak Kalimantan yang kini jarang ditemui disejumlah tempat lantaran untuk mendapatkan bahan bakunya agak sulit. Perpaduan antara songket Melayu Kalbar dan Palembangpun menjadi daya tarik Ratna Werry dalam penampilan pakaiannya yang mengombinasikan dua warna menarik seperti warna merah dan hijau.
"Dalam album ini saya tidak hanya menampilkan budayanya saja akan tetapi bagaimana memperkenalkan wisata daerah, seperti di Pasir Panjang," ujar Ratna.
Sejumlah musisi kondang dilibatkan dalam pembuatan album yang mengambil tempat di dua lokasi berbeda ini yakni di Jakarta dan Kalbar. Misalnya dedengkot grup band God Bless, Ian Antono Master Gitaris Asia yang namanya tak asing lagi diblantika musik Indonesia, dilibatkan selaku penata musik dalam album tersebut. Dan 1 lagu di antaranya adalah ciptaan Legend of Guitaris Indonesia ini yaitu Aku Ingin Kau Datang. Rummy Aziz, Profesor Studio Musica ini memiliki peran cukup penting dikarenakan dia dipercayakan menyutradrai sekaligus produser 12 lagu dalam pembuatan video klip.
Begitu juga Ir. Werry Syahrial yang memberikan support selaku produser eksekutif.
Mantan Dirjen Pertanian, Dr. Ir. Djafar Hafsah pun turut memberikan sumbangsihnya dalam pembuatan syair di dua lagu yakni lagu Ayah dan Nyanyian Sunyi.
Sejumlah grup band terkenal seperti Edi Kemput Grass Rock, Rere Ada Band, dan Navas Band terlibat dalam pembuatan video klip pada album yang dibalut nuansa rock yang manis, seperti pop rock, art rock, sweet rock, dan slow rock. (rob)