Minggu, 01 Juni 2008

Pascapenertiban IL, Aktivitas Pelabuhan Senghie Turun 40%

Pontianak, BERKAT.
Pascapenertiban illegal logging dinilai telah menimbulkan gejolak di masyarakat yang berdampak pada semua sektor. Pelabuhan Senghie yang merupakan salah satu pelabuhan rakyat yang mengangkut berbagai kebutuhan sembako, materiil maupun kelontongan yang akan dibawa ke Ketapang merasakan dampak tersebut.
Kasi Angkutan Perairan dan Kepelabuhan Dishub Kota Pontianak, Drs. Muhammad Nur, M.Si menyebutkan akibatnya aktivitas di Pelabuhan Senghie turun hingga 40 persen ketimbang sebelum adanya penertiban illegal logging. Hal itu dikarenakan daya beli masyarakat dan roda ekonomi di Ketapang menurun hingga 60 persen. Akibatnya, kapal-kapal ini lama sandar di dermaga khusus, namun ketika ada muatan kapal tersebut baru bersandar ke Pelabuhan Senghie.
"Faktor inilah yang menyebabkan kapal-kapal yang mengangkut kebutuhan sembako dari Senghie ke Ketapang mulai berkurang sejak 1-2 bulan terakhir. Ini pun juga berpengaruh pada tonage barang yang dimuat kapal, yang biasanya 70 ton tapi saat sekarang turun hingga 30-an ton," ungkap Nur ketika ditemui BERKAT di ruang kerjanya.
Akibat yang lebih jauh lagi, dikatakan M. Nur yakni berkurangnya retribusi jasa sandar dan barang serta pas masuk roda enam yang mengangkut barang ke kapal yang notabene hasilnya masuk dalam pendapatan asli daerah (PAD) Kota Pontianak.
"Jadi, rata-rata untuk retribusi menurun hingga 30 persen. Termasuk juga kapal cepat ekspres yang membawa penumpang ke Ketapang untuk keperluan bisnis," jelasnya.
Pun demikian, dikatakan M. Nur pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengimbangi persoalan tersebut. Antara lain dia menyebutkan penertiban atas retribusi sewa watas air terus ditingkatkan dan retribusi kapal sandar di laur dermaga/ pelabuhan sandar kapal.
"Apalagi mudah-mudahan nanti dengan adanya speed jurusan ke Kayong Utara akan dapat mengimbangi persoalan tersebut terutama berkaitan dengan pemasukan retribusi," katanya.
Speed jurusan Sukadana Kabupaten Kayong Utara dengan nama Sukadana I dan II ini menggunakan mesin 200 PK dengan kapasitas penumpang 30 orang dengan waktu tempuh lebih kurang lima jam karena kapal ini harus singgah terlebih dahulu ke Teluk Batang.
Terkait dengan rencana kenaikan BBM, dia katakan hingga saat ini belum berpengaruh terhadap aktivitas di Pelabuhan Senghie. Namun, dalam waktu dekat, pihaknya berencana menaikan tarif penyeberangan di dermaga penyeberangan Bardan Siantan. Berapa besarannya dia belum mau menyebutkan karena masih dalam tahap perhitungan.
"Ini dikarenakan adanya kenaikan santunan asuransi. Tapi pemberlakukannya kami akan sesuaikan dengan kenaikan BBM yang juga berdampak pada kenaikan suku cadang," ujarnya. (rob)